Tidak dipungkiri Sulawesi-Selatan memiliki sistem kepercayaan, animisme, mitos, pamali dan tahayyul dimana khususnya Kabupaten Luwu Timur Kec.Malili Desa Cerekang tidak terlepas dari sistem kepercayaan yang disebutkan diatas, karena daerah tempat penelitian saya khususnya masyarakatnya Kabupaten Luwu Timur Kec.Malili Desa Cerekang (Desa To Manurung) masih banyak hidup dalam ruang lingkup pengetahuan Tradisonal.

Pada dasarnya masyarakat cerekang berasal dari kata cere yang berarti dituangkan, Legenda orang Cerekang dan Ussu selalu bermula dari Tomanurung dan Sawerigading, sebagai cikal bakal manusia di dunia sekarang. Berkembang sebuah pemahaman di cerekang, bahwa semua umat manusia dari berbagai ras dipercaya berasal dari sawerigading. Mereka yang hidup sekarang adalah anak-cucu Sawerigading yang berkewajiban menjaga kelestariannya, baik dalam siklus hidup maupun tempat-tempat yang diyakini asal mula sumber pangan dan kebutuhan masyarakat seperti (padi, air, alat dan sarana transportasi).[1] Dalam kaitanya dengan To Manurung dan Sawerigading, beberapa toponim[2] telah terekam dalam akal pikiran penduduk sekarang sebagai tempat keramat yang dapat diterjemahkan sebagai “tanah larangan”, di mana David Bulbeck dan Ian Caldwell cenderung menamakannya sebagai pusat tersembunyi, sebuah istilah yang dikonfrontasi dengan pusat nyata, yakni kontsentarasi pemukiman “anak cucu” Sawerigading di mana orang boleh  bermukim dan mengolah tanah ditempat itu. Tempat-tempat keramat yang berkaitan denga tokoh yang legendaries terus hidup dan mengikuti kuat kehidupan masyarakat setempat dan juga dikenal dalam tradisi masyarakat Bugis lain di daerah Luwu hingga memasuki fase kontemporer.

 [1] Ria Aci. http://www.riaaci.mengenalbudayasukucerekang yang mensakralkanhutandansungainya di kabupatenluwutimurDi aksestanggal 21 mei 2017 pukul 10.10 Wita

[2]Toponim adalah bahasa ilmiah tentang nama tempat, asal-usul, arti, penggunaan, dan tipologinya.

Dikabupaten Luwu Timur masih banyak ditemukan yang sangat kuat memegang, mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai leluhur budayanya. Salah satunya Desa di wilayah Kecematan Malili, hanya cerekang yang penduduknya  masih sangat kuat memegang tardisi lisan[1] yang bersumber pada I Lagaligo. Ketaatan pada tradisi tersebut tampak dari beberapa berupa bukti dan hutan yang masih dianggap “keramat” dan buah yang dianggap tidak dapat dikomsumsi oleh keturunanya sendiri. Akan tetapi system kepercayaan masyarakat adat cerekang pada dasarnya merupakan tardisi-tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat. Berdasarkan tradisi-tradisi tersebut ditemukan berbagai perpaduan dengan ajaran Islam. Boleh  jadi ini merupakan sinkritisme[1] antara ajaran Islam dengan kepercayaan masyarakat setempat.[2]

 [1] Sinkritisme adalah suatu proses perpaduan dari beberapa paham-paham atau aliran-aliran agama atau kepercayaan

[2] ANRIANI. 2016. Skripsi (Komunitas Adat Cerekang DiKecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur). Fakultas Ilmu sosial Universitas Negeri Makassar. Hlm. 1-3  [1] Tradisi Lisan adalah salah satu jenis warisan kebudayaan masyarakat setempat yang berproses pewarisannya dilakukan secara lisan.Menurut  Jan Van pengertian tradisi lisan adalah kesaksian  yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi.

Dalam berbagi sumber yang telah dijelaskan sebelumnya terutama dalam Kitab I Lagaligo, kampong Cerekang yang diyakini sebagai tanah pertama yang disentuh manusia pertama yang diturunkan dari langit (Boting langi’) yaitu Batara Guru sebagi putra  Mahadewa, Batara Guru mengawali sejarah panjang manusia Bugis dengan mengelola alam dan mengatur Negara pertama. Cerekang menjadi simbol ke pertamaan Bugis. Batara Guru menjadi pemimpin yang menjamin keseimbangan duniawi dan pengabdian kepada alam dan Sang penguasa Alam. Batara guru membolehkan bercocok tanam tanpa merusak alam, membolehkan makan daging binatang dan ikan tanpa membuat hewan binasa dan tanpa membuat air sungai keruh. Kedamaian manusia terlindungi dari kekacauan dan saling melecehan sehingga melahirkan generasi andalan yang bias menjadi panutan bagi manusia berikutnya.